Hanabi
Hari Sabtu tanggal 14 Oktober kemarin di Tsuchiura (sekitar 15 menit dari Ami dengan bis) diadakan kompetisi tahunan hanabi/fireworks/kembang api yang berlangsung di sekitar sungai Sakura. Menurut panduan wisata punyanya Ibaraki sih disebutkan bahwa festival hanabi ini merupakan kompetisi hanabi yang terbesar di Jepang dimana para ahli perkembangapian dari seluruh Jepang berkumpul dan mempertontonkan kreasi-kreasi kembang api terbaru mereka. Sejarah lengkap mengenai kompetisi hanabi ini bisa dibaca disini.
Dijadwalkan berlangsung mulai pukul 18.30 JST, kami janjian dengan satu-satunya tetangga Indonesia di Ami saat ini, Mbak Evi dan suami, untuk berangkat dari Ami dengan bis yang start jam 18.05 di halte depan kampus Ibaraki University. Untungnya kemarin jam 17.08 JST sudah magrib, jadi kami sudah sempat berbuka, sholat, dan makan malam dahulu sebelum berangkat. Ketika sedang menunggu bis sempat agak curiga juga sih, kok di halte sepi-sepi aja, tidak seperti tahun kemarin yang sudah berjubel orang antri nunggu bis mau nonton hanabi. Jangan-jangan salah jadwal nih. Maklum, jadwal festival sebenarnya kan setiap sabtu minggu pertama bulan Oktober yang seharusnya jatuh pada tanggal 7 Oktober lalu. Namun karena pada hari Jumat 6 Oktober di seluruh Jepang Timur turun hujan deras yang disertai angin kencang sepanjang hari (iya nggak Bunda Faikar...) akibat ada taifun yang sedang bergerak di Pasifik, menyebabkan tempat peluncuran roket kembang api basah tergenang air sehingga festival ditunda minggu depannya, ya tanggal 14 Oktober kemarin itu. Dan ternyata memang kami engga salah jadwal sih, cuma perasaan orang-orang yang datang engga seramai tahun kemarin deh. Entah sudah pada bosen ngelihat hanabi atau karena jadwalnya yang berubah. Tapi secara umum ya tetap rame, tetap banyak orang duduk-duduk di tepian sungai Sakura, jalan hilir-mudik, atau antri membeli makanan di stand-stand makanan kagetan.
Setelah sampai lokasi dan memperoleh tempat duduk tepat di tepi sungai, mulailah para fotografer amatir (si ayah dan Pak Udin) mengerahkan segala daya upayanya (hiperbolik amat seehh...) jepret sana-jepret sini mencari gambar terbaik, yang sayangnya tidak bisa diperoleh...hihihihi, kasiaannn deh. Sementara para ibu mengeluarkan perbekalan sambil menikmati suguhan hanabi, Calya justru asyik memperhatikan stand-stand yang berjejer-jejer di sepanjang jalan sambil mempraktekkan pelajaran membaca hiragana-nya. Tunjuk sana-tunjuk sini sambil bilang, "Bunda, itu tulisannya tako." Dan ternyata memang benar, yang dia tunjuk stand yang bertuliskan tako-yaki yang menjual tako alias octopus alias gurita (hiii....) panggang. Sugoi na Calya-chan....
Namun kemudian tibalah saat yang (tidak) ditunggu-tunggu dan (tidak) diharap-harap, yaitu saat Calya merengek kebelet pipis. Duh nak, kok kejadiannya sama dengan tahun kemarin sih, tengah asyik nonton hanabi malah ada hasrat terpendam yang harus segera dikeluarkan. Mana engga ada toilet lagi. Ada sih sungai. Tapi kita kan bukan pramuka, kita juga tidak sedang kemping. Kalau jaman masih pramuka dan kemping dulu mah mandi, pipis, adanya sungai ya di sungai. Lha ini? Oke-oke ajalah dalam kondisi terdesak pipis di tepi sungai. Tapi itukan kalo engga ada orang. Lha ini kanan-kiri, depan-belakang banyak orang kayak gitu, bukan di negeri sendiri lagi (jadi kalo di negeri sendiri kesimpulannya boleh nih....hihihihi). Bisa-bisa ditimpukin botol minuman dan kaleng bir nanti sama orang-orang. Tapi untungnya si ayah orangnya baik hati dan tidak pendendam (hubungannya apa coba...). Beliau dengan sigap dan rela hati langsung ngajak putri tercinta mencari toilet, yang yakin pasti jauh. Sementara bunda tetap menunggu di tempat sambil nonton hanabi yang makin asyik aja (cihuyy kan...). Dan ternyata memang nyari toiletnya jauh, harus ke eki (stasiun) dulu. Udah gitu ayah cerita pas sampe toilet antriannya panjang banget sampe Calya nyaris bocor karena sudah engga tahan. Untungnya masih bisa diselamatkan. Dan ada kejadian lucu, pas masuk toilet (tentunya toilet untuk laki-laki) ada anak kecil yang menginterogasi, "Otoko no ko? Onna no ko?". Hihihihi...dia heran kali ya, ini kok ada gadis kecil pipis di tempat cowok sih. Ya maaf aja deh kun, daripada ayahnya yang masuk toilet wanita kan mending yang masih belum baligh yang masuk ke toilet yang salah....hihihihi.
Hanabi dijadwalkan selesai jam 20.30 JST, tapi beberapa menit sebelum waktu itu kami sudah kukutan, ga tahan dingin euy, selain Calya juga sudah ngantuk. Daripada yang dewasa nanti ikut-ikutan kebelet bocor, mending segera ke halte bis di eki deh. Lagian orang-orang sudah banyak pula yang pulang karena acara juga sudah hampir selesai. Sampai di halte sudah terbentuk antrian. Tapi untungnya nunggu bis di tempat awal kita masih dapat tempat duduk, tidak perlu berdiri. Kalau sampai berdiri kan yang kasihan Mbak Evi, sedang hamil besar gitu. Di dalam bis pun si Calya sudah tidak kuasa menahan kantuknya, tertidur dengan lelapnya. Pas sudah mau nyampe, dibangunkan, digoyang-goyang badannya, ditepuk-tepuk pipinya tetep keukeuh engga mau bangun juga. Harus digendong nih. Tapi turun dari bis ya dipaksa berdiri, jadi mau engga mau harus bangun juga dia. Maaf ya sayang...habis kalau engga begitu nanti gimana dong membawa kamu pulang naik sepeda. Dan brrrr....ternyata Jepang memang sudah mulai dingin. Leganya ketika sudah masuk rumah. Sampai jumpa lagi di Tsuchiura Hanabi tahun depan, insyaAllah....kalau engga males nonton....hehehehe.
Dijadwalkan berlangsung mulai pukul 18.30 JST, kami janjian dengan satu-satunya tetangga Indonesia di Ami saat ini, Mbak Evi dan suami, untuk berangkat dari Ami dengan bis yang start jam 18.05 di halte depan kampus Ibaraki University. Untungnya kemarin jam 17.08 JST sudah magrib, jadi kami sudah sempat berbuka, sholat, dan makan malam dahulu sebelum berangkat. Ketika sedang menunggu bis sempat agak curiga juga sih, kok di halte sepi-sepi aja, tidak seperti tahun kemarin yang sudah berjubel orang antri nunggu bis mau nonton hanabi. Jangan-jangan salah jadwal nih. Maklum, jadwal festival sebenarnya kan setiap sabtu minggu pertama bulan Oktober yang seharusnya jatuh pada tanggal 7 Oktober lalu. Namun karena pada hari Jumat 6 Oktober di seluruh Jepang Timur turun hujan deras yang disertai angin kencang sepanjang hari (iya nggak Bunda Faikar...) akibat ada taifun yang sedang bergerak di Pasifik, menyebabkan tempat peluncuran roket kembang api basah tergenang air sehingga festival ditunda minggu depannya, ya tanggal 14 Oktober kemarin itu. Dan ternyata memang kami engga salah jadwal sih, cuma perasaan orang-orang yang datang engga seramai tahun kemarin deh. Entah sudah pada bosen ngelihat hanabi atau karena jadwalnya yang berubah. Tapi secara umum ya tetap rame, tetap banyak orang duduk-duduk di tepian sungai Sakura, jalan hilir-mudik, atau antri membeli makanan di stand-stand makanan kagetan.
Setelah sampai lokasi dan memperoleh tempat duduk tepat di tepi sungai, mulailah para fotografer amatir (si ayah dan Pak Udin) mengerahkan segala daya upayanya (hiperbolik amat seehh...) jepret sana-jepret sini mencari gambar terbaik, yang sayangnya tidak bisa diperoleh...hihihihi, kasiaannn deh. Sementara para ibu mengeluarkan perbekalan sambil menikmati suguhan hanabi, Calya justru asyik memperhatikan stand-stand yang berjejer-jejer di sepanjang jalan sambil mempraktekkan pelajaran membaca hiragana-nya. Tunjuk sana-tunjuk sini sambil bilang, "Bunda, itu tulisannya tako." Dan ternyata memang benar, yang dia tunjuk stand yang bertuliskan tako-yaki yang menjual tako alias octopus alias gurita (hiii....) panggang. Sugoi na Calya-chan....
Namun kemudian tibalah saat yang (tidak) ditunggu-tunggu dan (tidak) diharap-harap, yaitu saat Calya merengek kebelet pipis. Duh nak, kok kejadiannya sama dengan tahun kemarin sih, tengah asyik nonton hanabi malah ada hasrat terpendam yang harus segera dikeluarkan. Mana engga ada toilet lagi. Ada sih sungai. Tapi kita kan bukan pramuka, kita juga tidak sedang kemping. Kalau jaman masih pramuka dan kemping dulu mah mandi, pipis, adanya sungai ya di sungai. Lha ini? Oke-oke ajalah dalam kondisi terdesak pipis di tepi sungai. Tapi itukan kalo engga ada orang. Lha ini kanan-kiri, depan-belakang banyak orang kayak gitu, bukan di negeri sendiri lagi (jadi kalo di negeri sendiri kesimpulannya boleh nih....hihihihi). Bisa-bisa ditimpukin botol minuman dan kaleng bir nanti sama orang-orang. Tapi untungnya si ayah orangnya baik hati dan tidak pendendam (hubungannya apa coba...). Beliau dengan sigap dan rela hati langsung ngajak putri tercinta mencari toilet, yang yakin pasti jauh. Sementara bunda tetap menunggu di tempat sambil nonton hanabi yang makin asyik aja (cihuyy kan...). Dan ternyata memang nyari toiletnya jauh, harus ke eki (stasiun) dulu. Udah gitu ayah cerita pas sampe toilet antriannya panjang banget sampe Calya nyaris bocor karena sudah engga tahan. Untungnya masih bisa diselamatkan. Dan ada kejadian lucu, pas masuk toilet (tentunya toilet untuk laki-laki) ada anak kecil yang menginterogasi, "Otoko no ko? Onna no ko?". Hihihihi...dia heran kali ya, ini kok ada gadis kecil pipis di tempat cowok sih. Ya maaf aja deh kun, daripada ayahnya yang masuk toilet wanita kan mending yang masih belum baligh yang masuk ke toilet yang salah....hihihihi.
Hanabi dijadwalkan selesai jam 20.30 JST, tapi beberapa menit sebelum waktu itu kami sudah kukutan, ga tahan dingin euy, selain Calya juga sudah ngantuk. Daripada yang dewasa nanti ikut-ikutan kebelet bocor, mending segera ke halte bis di eki deh. Lagian orang-orang sudah banyak pula yang pulang karena acara juga sudah hampir selesai. Sampai di halte sudah terbentuk antrian. Tapi untungnya nunggu bis di tempat awal kita masih dapat tempat duduk, tidak perlu berdiri. Kalau sampai berdiri kan yang kasihan Mbak Evi, sedang hamil besar gitu. Di dalam bis pun si Calya sudah tidak kuasa menahan kantuknya, tertidur dengan lelapnya. Pas sudah mau nyampe, dibangunkan, digoyang-goyang badannya, ditepuk-tepuk pipinya tetep keukeuh engga mau bangun juga. Harus digendong nih. Tapi turun dari bis ya dipaksa berdiri, jadi mau engga mau harus bangun juga dia. Maaf ya sayang...habis kalau engga begitu nanti gimana dong membawa kamu pulang naik sepeda. Dan brrrr....ternyata Jepang memang sudah mulai dingin. Leganya ketika sudah masuk rumah. Sampai jumpa lagi di Tsuchiura Hanabi tahun depan, insyaAllah....kalau engga males nonton....hehehehe.
4 Comments:
walah,....hanabi kalo dingin dingin begini yah mana kuat nonton bunda...untung deh calya-chan nggak ngompol hihihihi...aku taun ini nggak kebagian nonton hanabi karena waktu itu jadwal di saitama juga berubah krn hujan pas hari itu ayahnya ada baito jadi nikmati hanabi di tipi aja....
jadi inget pseta kembang api di monas, kira2 bagusan mana ya..? pasti bagusan sana lah ya..
hehehe... mestinya bawa pampers jg dong Calya... kalau perlu ortunya jg biar bs menikmati nonton dar der dor,.... hihihi...
Sita, Subhanallaah, afwan yaa aku jarang kesini. Ternyata blog Sita canggih banget.
Foto di layoutnya bisa ganti2...waa ummi ajah masih minta org utk bikinin..hi..hi..
Lebaran mudik gak?
Belum sempat link blog Sita juga nih, kalo nanti sempat buka templete, Insya Allah mau di link yaa?
Post a Comment
<< Home