Tuesday, November 28, 2006

Bersepeda yuukkk

Wiken tu memang saat yang paling ditunggu-tunggu kayae. Buat melepas penat setelah sepekan penuh berkutat dengan kesibukan dan rutinitas harian. Entah digunakan untuk bersantai saja di rumah atau malah untuk mengejar kepenatan yang lain dengan jalan-jalan ke luar rumah hihihihi. Demikian berartinya saat wiken ini sehingga saat jumat datang komunitas blogger saling bertanya, wiken ini acaranya mau ngapain aja? Sebaliknya, jika senin sudah datang maka pertanyaannya pun menjadi, wiken kemarin ngapain aja? Bener nggak teman-teman?

Nah bagi aku yang sedang tinggal jauh dari kampung halaman, saat wiken juga saat yang paling tepat untuk lebih mengenal lagi lingkungan negara dimana aku tinggal saat ini. Tidak harus bepergian yang jauh-jauh, muter-muter kota kecil ini saja cukup. Dengan bersepeda dan didukung cuaca yang cerah serta suhu yang belum terlalu dingin. Dan itulah kegiatan kami di sabtu wiken kemarin. Karena itu, bersepeda yuuukkk..........



Eh, tapi ada juga lo yang marah-marah ga mau difoto hihihihi....

Saturday, November 25, 2006

Tugas bongkar tas

Pas weekend dapat tugas dari mamah-nya Naila buat bongkar isi tas. Wuaduhh...untung bukan isi kulkas hehehehe. Untung juga dapet tugas ini pas sudah tinggal di Jepang. Kalo waktu masih di Jogja bisa bingung aku, tas mana yang harus dibongkar. Secara dulu aku termasuk hobi ngumpulin tas, tapi dengan syarat, yang MURAH. Segala macam tas deh pokoknya, termasuk tas kresek hahaha (si ayah pasti nyengir kalo baca ini). Nah berhubung di Jepang rumahnya sempit, hobi itu harus dengan segera dihentikan, ga ada tempat untuk nyimpan soalnya. Kecuali yang tas kresek itu, sampai sekarang masih jalan hahaha. Oke deh mama Naila, ini dia penampakan isi tasku.

Sebelumnya mau cerita sejarah tas ini dulu. Belinya pas ada matsuri di musim panas lalu. Lagi-lagi syarat murahlah yang bikin aku beli tas ini. Yang item kecil itu untuk dipake sehari-hari seperti buat belanja, jalan-jalan, atau jemput Calya. Sementara yang satunya yang lebih besar buat acara pergi-pergi yang mengharuskan aku bawa mukena buat sholat. Tapi kalo perginya bareng ayah seringnya cukup pake tas hitam yang kecil, karena bawaan yang berat dan makan tempat sudah dititipkan ke ransel yang selalu digendong ayah hehehe. Mengenai isinya, standarlah, yaitu :
- Dompet hitam, yang berisi uang kertas, alien registration card/KTP Jepang, KTP Jogja, kartu ATM Japan Post, kartu asuransiku dan Calya, kartu berobat Calya, kartu member Laox (toko elektronik di Akihabara, disana ada pegawai orang Indonesia lo, jadi kalo teman-teman pas ke Tokyo pengen beli elektronik boleh juga mampir kesana), kartu member GEO/rental DVD, kartu telpon brastel dan accesplus (tapi sekarang lebih berfungsi sebagai kartu sms ke Indonesia, karena kalo telpon SLI seringnya pake internet yang lebih murah), jadwal kereta dari Tsuchiura ke Ueno dan sebaliknya, beberapa kartu nama, bon-bon belanjaan yang belum dibuang (selalu deh...hihihihi), beberapa kartu waribiki/diskon, dan printout-an alamat apato kami dalam huruf kanji. Yang terakhir ini niru tips-nya ayah, kalo sewaktu-waktu harus nulis alamat rumah dalam huruf kanji supaya engga bingung. Ada satu lagi yang sebenarnya (dulu) selalu ada di dalam dompet, foto bertiga. Tapi berhubung beberapa waktu lalu dompetku dibongkar Calya dan foto-foto tersebut diambil jadinya sekarang ga ada. Ga papa deh, kan di HP sudah ada foto-foto orang-orang tercinta itu.
- Dompet koin, nglungsur dari Calya nih hihihi. Ini wajib, soalnya kalo belanja disini selalu dapat kembalian receh.
- HP au seri Win (halah...promosi) merek Hitachi. Mereknya Jepang banget ya. Baru disini aku tau kalo Hitachi juga ngeluarin produk HP.
- Mukena, selalu dibawa saat pergi yang menerjang waktu sholat.
- Notes merah plus bolpen. Isinya lengkap banget deh, mulai dari pelajaran kursus nihongo, back-upan nomer telpon keluarga dan teman-teman, beberapa coret-moret kala iseng, dan tidak ketinggalan jadwal bis baik weekday maupun weekend dari Ami ke Tokyo, Tsuchiura, Arakawaoki, dan Tsukuba. Sudah gitu masih banyak tempat kosongnya. Inilah enaknya punya tulisan kecil-kecil, jadi biar notesnya kecil dan isinya banyak, masih ada tempat kosong juga hahahaha.
- Kunci apato dan sepeda kumbang hihihihi.
- Tisu, seringnya yang gratisan kalo dapat promo di eki hihihihi.
- Sarung tangan, hand cream, lip gloss, dan minyak kayu putih. Ini peralatan tempur standarku sejak dari akhir musim gugur hingga awal musim semi nanti. Pokoke wajib bawa deh.
- Compact powder. Hanya dibawa kalo jalan-jalan yang menerjang waktu sholat. Buat poles-poles muka sehabis wudhu, biar tetep manis kalo mau difoto hihihihi.
- Kompas, secara aku selalu bingung buat nentuin arah kiblat, meski ada mataharipun.

Nah Mbak Amalia, itu dia bawaan standar yang ada di tas-ku. Kalo pas jalan-jalan bisa lebih dari itu karena harus bawa tetek bengek-nya Calya segala. Tapi yang macam begituan sih biasanya dimasukkan ke ransel ayah.

Habis bongkar tas sendiri jadi pengen ngintip tas teman lain juga nih. Buat Mama-nya Bila yang lagi malas apdet, Mama-nya Malik dan Mbak Ratna, coba dikasih liat isi tas kalian ya. Mudah-mudahan sebelumnya belum pernah dapat tugas yang sama. Monggo lo segera dibongkar isi tasnya....

Monday, November 20, 2006

Acara weekend

Weekend kemarin, Sabtu 18 November, acara kami bertiga adalah jalan-jalan melihat shiensai (semacam festival tahunan mahasiswa, isinya panggung hiburan dan para mahasiswa pada jualan makanan) di kampus pusat Ibadai (Ibaraki Daigaku = Ibaraki University) di Mito (ibukota Ibaraki-ken/ propinsi Ibaraki). Karena ayah merupakan mantan penduduk Mito (si ayah pernah tinggal di Mito selama kurang lebih satu semester buat kursus nihongo sebelum kemudian pindah ke kampus Ami) maka ayah merasa ada kewajiban moral (ciee...) buat menengok teman-teman kampus Mito (dan kampus Hitachi) yang membuka stand makanan (sate padang, risoles, dan dadar gulung) serta souvenir Indonesia di acara shiensai tersebut. Jualannya lumayan rame lo...lihat aja foto-fotonya....




Sekedar pengumuman, foto di atas diambil (secara paksa) dari album fotonya panitia shiensai unit stand Indonesia hihihihi. Maklum, mau ambil foto sendiri ternyata pas disana baru tahu kalo batere kamera kami habis. Gigit jari deh....

Setelah kenyang nyicipin sate padang, risoles dan dadar gulung, sekitar jam 14.30 kami pamit pulang. Mau melanjutkan acara jalan-jalan di Mito ceritanya. Tapi sebelumnya sempat tertahan dulu di stand mahasiswa asal Malaysia, dan disana sempat icip-icip juga. Lebih tepatnya ditodong untuk beli hahahaha.

Setelah numpang sholat di apato teman, kami segera naik bis ke Mito eki. Jalan-jalan ke sekitar Mito dibatalkan secara sepihak (olehku tentu saja, siapa lagi...hihihihi) diganti dengan jalan-jalan ke Mall Aeon di Uchihara (eki kedua dari Mito, ke arah Tsuchiura) yang baru setahun lalu dibuka. Tapi engga lama juga disana, keburu malam soalnya. Tapi cukuplah bagi Calya untuk mencet-mencet organ dan (nyaris) ilang lagi hehehehe.



Tuesday, November 14, 2006

Jalan-jalan ke Yokohama

Sebelumnya aku mau minta maaf sama teman-teman yang sudah mampir ke sini tapi terpaksa harus menelan kekecewaan karena lama tidak menjumpai postingan baru (huuuu....geer). Dibilang sibuk ya sibuk, dibilang engga ya engga. Hari gini mana ada orang yang engga sibuk, minimal sibuk dengan dirinya sendirilah. Iya nggak....??? Sebenarnya jadwalku engga banyak berubah, pagi jam 08.30 berangkat ke tempat baito, sampai rumah lagi sekitar jam 15.15 (kadang lebih cepat). Habis itu beberes dan masak sambil nunggu anak dan suami pulang dilanjutkan dengan makan malam, ngobrol, dan main bertiga. Kalau persediaan bahan pangan habis ya belanja. Hmm....sudah rutin sih sebenarnya, hanya bedanya kalau kemarin-kemarin aku masih betah melek sampai jam 12 malam, pasca ramadhan ini si mata engga bisa diajak kerjasama. Pengaruh hawa yang semakin dingin kali ya, sehingga bawaannya pengen cepet-cepet meringkuk di balik selimut. Jadi seringnya habis ngeloni Calya aku ikutan tidur juga. Padahal saat-saat ideal buat ngeblog ya setelah Calya tidur. Begitu teman-teman, kenapa sekarang aku semakin jarang posting. Maafkan daku ya....ini juga sedang berusaha mengembalikan lagi semangat ngeblog nih....sambil berpacu melawan rasa dingin hehehehe.

Kembali ke judul di atas, postingan kali ini aku ingin bercerita tentang jalan-jalan ke Yokohama hari minggu 12 November lalu. Sebenarnya sudah lama kepengen ke Yokohama-nya. Sudah sejak musim panas lalu. Tapi karena di musim panas lalu si ayah ada summer course di Thailand selama 2 minggu, harus nunggu nih. Eehhh pas ayah sudah balik ke Jepang lagi ternyata cuaca lagi panas-panasnya. Tertunda lagi deh, nunggu agak adem dikit. Nah, pas sudah mulai adem ternyata sudah masuk bulan ramadhan. Batal lagi. Engga asyik kan jalan-jalan sambil puasa. Akhirnya baru bisa nemu hari yang pas ya minggu kemarin itu, kebetulan tenki (cuaca)-nya juga mendukung.

Dari Ami berangkat sekitar jam 08.15 dengan highway bus menuju Tokyo Eki. Begitu masuk tol Calya langsung tidur, kebetulan hari itu dia bangun lumayan pagi, jadi mungkin masih ngantuk. Tapi bagus nak, mengumpulkan tenaga untuk jalan-jalan hihihihi. Sampai di Tokyo Eki sekitar jam 09.30, langsung tertatih-tatih nyari toilet. Kebelet pipis banget nih....pernah ngerasain kan gimana rasanya nahan pipis lama? Sebenarnya di dalam bis ada toilet sih, cuma kok engga nyaman banget rasanya pipis di bis. Selesai mengeluarkan hajat, segera beli tiket kereta Keihin Tohoku line menuju Sakuragicho eki, eki pertama setelah Yokohama eki. Dari Tokyo ke Sakuragicho memerlukan waktu kurang lebih 30 menit. Kenapa kami milih turun di Sakuragicho eki dan bukannya di Yokohama eki karena hasil surfing internet sebelumnya menunjukkan kalau pusat cuci mata justru ada di sekitar Sakuragicho. Dan ternyata memang benar, begitu keluar eki langsung nampak bangunan-bangunan landmark-nya Yokohama. Ini dia foto-fotonya.....




Begitu keluar dari eki kami mampir dulu ke bagian informasi, nanya-nanya sedikit dan minta peta wisata Yokohama. Habis itu langsung menuju Landmark Tower-nya Yokohama (latar belakang foto di atas) yang notabene merupakan gedung tertinggi di Jepang dengan ketinggian total 296 m, sedikit di bawah Tokyo Tower yang mempunyai ketinggian 333 m. Di sana kami menuju Sky Garden di lantai 69 dengan menggunakan elevator yang diklaim merupakan yang tercepat di Jepang (750 m/menit). Memang terasa sih cepatnya, mak nyeg (ga tau aku bahasa Indonesia-nya yang tepat apa hehehe) gitu. Untuk bisa menikmati pemandangan di ketinggian 273 m ini dewasa masing-masing harus membayar 1000 yen sementara Calya cukup 200 yen saja. Memang indah sih pemandangannya.....subnahallah.....



Dari Sky Garden kami menuju ke Cosmo World, ke arena bermain anak. Sudah rencana sih, membawa Calya main kesini. Itung-itung hadiah ultah-nya yang ke-4 yang jatuh pada tanggal 2 November lalu. Tapi disana yang main ternyata bukan cuma Calya aja, emaknya juga ikutan nebeng main hahahaha.



Dari Cosmo World kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bis 100 yen. Waktu itu pokoknya asal naik bis saja, nanti liat aja pemberhentian terakhir dimana. Kalau ternyata bingung tinggal nyari bis lagi balik ke eki. Inilah enaknya di Jepang, terminal bis dan stasiun kereta letaknya terpadu, jadi kalau kita bingung jalan paling gampang ya nyari stasiun kereta, dari sana tinggal kembali ke posisi awal atau nyari tujuan baru. Dari coba-coba naik bis tadi, ternyata pemberhentian terakhirnya di Akarenga Park. Ya sudah, telanjur basah turun aja sekalian. Tapi karena Akarenga Park ini letaknya tepat di tepi pantai sehingga angin laut yang dingin tak henti-hentinya menerpa, kami cuma sebentar saja disini, cukuplah untuk foto-foto sebentar untuk kemudian naik bis 100 yen lagi.


Dari hasil coba-coba naik bis lagi kami terdampar di Queen's Square. Disana istirahat dan makan siang. Sambil makan ayah nanya mau kemana lagi nih. Masih ada Chinatown yang belum dikunjungi. Tapi berhubung sudah capek dan kami belum sholat, akhirnya diputuskan untuk ke eki dulu nyari tempat sholat. Pas jalan baru sadar ternyata Minato Mirai eki tepat berada di bawah kita. Ya sudah, naik subway ke Yokohama eki, sholat kemudian naik JR Keihin Tohoku line lagi. Tapi kali ini kita langsung ke Ueno kemudian pindah kereta menuju Tsuchiura eki. Selesailah jalan-jalan ke Yokohama-nya.

Ps: buat Mama Aya, iya nih, tiap lewat Kashiwa aku selalu ingat dirimu (ciee...). Kapan-kapan kita harus ketemu nih, deket aja kok...

Sunday, November 05, 2006

Cerita lebaran yang telat

Wuahh... ternyata sudah lama sekali aku tidak menulis di blog ini. Juga menengoknya. Terakhir posting tanggal 17 Oktober lalu. Berarti sekitar setengah bulan aku tidak "menjamah" blog ini. Kemana gerangan ya? Buat teman-teman, maafkan aku juga jika lama tidak berkunjung ataupun "mengabaikan" sapaan kalian. Entahlah, hari-hari menjelang lebaran dan pasca lebaran kemarin selain "agak" malas juga adaaa aja yang harus kukerjakan sehingga tidak bisa berlama-lama nongkrong di depan komputer.

Nah kalo sekarang aku ingin sedikit berbagi cerita mengenai lebaran keduaku di Jepang telat engga ya? Ah, gapapa ya, lebih baik telat daripada engga sama sekali (maksa nih ceritanya). Lebaran di Jepang tahun ini jatuh pada hari selasa tanggal 24 Oktober. Barengan dengan hari jadiku nih hehehe. Jadi sehari lebih lambat dari keluarga besar di Jogja yang merayakan pada hari senin. Penentuan hari raya di Jepang dilakukan dengan ru'yat yang dilakukan oleh berbagai organisasi Islam di Jepang termasuk diantaranya adalah KMII. Karena pada hari minggu 22 Oktober di beberapa lokasi pengamatan tidak terlihat hilal maka Tim Komite Ru'yat Hilal Jepang merujuk pada negeri Islam terdekat yaitu Malaysia (kenapa Malaysia ya?). Karena di Malaysia pun dikabarkan tidak terlihat hilal, maka ramadhan tahun ini digenapkan menjadi 30 hari sehingga 1 Syawal 1427 H jatuh bertepatan dengan tanggal 24 Oktober 2006 M.

Sesuai dengan perkiraan cuaca, sejak hari senin 23 Oktober di berbagai wilayah di Jepang turun hujan disertai angin. Kondisi ini membuat aku dan suami sempat ragu untuk menjalankan rencana semula, sholat Ied di SRIT. Namun setelah berembuk dengan keluarga Pak Udin, akhirnya jadilah kami berlima (suami, aku, Calya, Pak Udin, Mbak Evi) berangkat ke Tokyo. Pagi2 sekitar pukul 05.20 JST di tengah rintik hujan dan angin kami dijemput Pak Udin dan Mbak Evi, langsung ke Tsuchiura Eki. Dapat kereta yang jam 06.09 (rencana semula mau naik kereta yang jam 05.45, namun telat 5 menit), turun di Nippori kemudian ganti Yamanote Line menuju Meguro. Karena hari itu merupakan hari kerja, maka sejak dari Tsuchiura dan ganti di Nippori kereta selalu penuh sesak. Sampai di Meguro Alhamdulillah masih jam 8 kurang (sholat Ied dilaksanakan pada pukul 08.30). Langsung cari taksi menuju SRIT. Karena hari hujan maka halaman SRIT tidak bisa digunakan untuk sholat sehingga jamaah berdesakan di aula, ruang kelas, dan selasar. Karena itu jugalah maka ada dua gelombang sholat. Namun sayangnya meski sudah ada dua gelombang aku tetap tidak bisa ikut sholat Ied. Kenapa coba? Karena tidak kebagian tempat. Ceritanya begini, ketika masuk halaman SRIT, oleh panitia (?) kami jamaah wanita sudah langsung disuruh ke lantai 3. Ternyata ketika naik baru di tengah tangga sudah terjadi antrean panjang. Sempat sampai depan pintu lantai 3 (yang katanya diperuntukkan untuk kaum wanita) tapi di dalam ternyata sudah berjubel dan campur baur antara kaum bapak dan kaum ibu. Teman yang datang bareng2 dari Ami bisa masuk, sementara karena bersama Calya (kasihan kalo dia disuruh uyel2an) aku memutuskan untuk menunggu di luar di tengah rintik hujan dan hawa dingin. Mencoba bertahan karena ada info akan ada sholat Ied gelombang kedua. Memang benar ada sholat gelombang kedua, tapi sayang sekali aku tetap tidak bisa menjalankan sholat sunat muakkad itu. Apa pasal? Karena jamaah yang sudah di dalam ternyata (kebanyakan) tidak mau mengalah keluar sebentar untuk memberi tempat bagi yang belum sempat sholat Ied di gelombang pertama tadi. Walhasil, tetap harus masuk berdesak-desakan, dan ketika aku bersama Calya bisa masuk dan memperoleh tempat untuk sholat ternyata sholat Ied gelombang kedua sudah berlangsung (raka'at pertama sudah hampir selesai). Terpaksalah aku tidak menjalankan ibadah sholat Idul Fitri tahun ini. Alhamdulillah masih bisa mengikuti khotbah Idul Fitri. Cuma tersimpan aja rasa kecewa. Seandainya panitia lebih sigap dan bisa mengantisipasi, atau seandainya jamaah yang sudah sholat pada gelombang pertama bersedia mengalah sebentar, tentu tidak perlu ada kejadian orang yang sudah siap dan berniat menjalankan ibadah sholat Ied menjadi terhalang karena hal yang sebenarnya bisa diantisipasi. Dan yang mengalami ini bukan hanya aku seorang, ada banyak jamaah lain yang bernasib serupa, terpaksa tidak bisa sholat Ied. Tapi Allah Maha Mengetahui, insyaAllah niat kami sudah dicatat. Amin...

Seusai sholat Ied, kami menuju Wisma Indonesia di kompleks KBRI. Dari rumah sudah membayangkan yang indah-indah seperti tahun kemarin, ada hidangan khas lebaran (lontong opor) dan teman-temannya. Namun tahun ini rada kecele nih, tidak ada lontong opor, cukup ramesan dalam kotak aja. Alhamdulillah, gapapa, mungkin KBRI sedang berhemat. Menyediakan hidangan untuk orang sebanyak itu kan butuh biaya besar. Lebih baik dananya digunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Semoga saja....
Dan ini ada sedikit foto suasana kamp pengungsian waktu acara di Wisma Indonesia. Kenapa kamp pengungsian? Ya habis memang mirip sih. Hihihihi. Lihat aja...